yang mencari nafkah dengan berjualan di pasar-pasar termasuk ditempat-tempat sewaan, banyak keluhan saya dengar langsung dari penuturan teman-teman dilapangan, bahwa banyak usahawan kecil yang kehilangan uang tanpa tahu kemana lantas banyak rumor (sudah rahasia umum) bahwa istilah bererong atau pesugihan di tingkat nasional telah melanda pasar-pasar kecil , bahkan di kampung saya sebagian besar yang jualan disana kebanyakan bangkrut sampai-sampai banyak menjual tanah untuk di jadikan modal, mereka mengeluh tiada bisa mengatasi maslah itu, apa yang saya ungkapkan disini adalah fakta keluhan telah banyak saya dengar.
Seperti ungkapan Jendral sudirman yang amat menyentuh saya.
ini sabda beliau : "Jika kebenaran diam maka ketidak benaran akan meraja lela dimana-mana " begitulah dulu sering Jendral Sudirman sebagai pejuang Nasional memberi wacana semangat kepada pasukannya. Jalan keluar yang akan saya tulis disini adalah jalan Agama hindu bali berdasarkan skripsi lontar-lontar yang saya warisi dari leluhur berarti ini adalah jalan yang selaras dengan kitab suci, dan ini mungkin salah satu jalan yang ada semoga bermanfaat buat semuanya
Karena ini jalan Agama tirta (hindu bali)
saya menuliskan berdasar ajaran Yajnya (upakara sebagai salah satunya). menurut saya sebuah tempat bisa kekuatan niskala (magic) masuk kewewidangan warung atau toko karena secara religius wewidangan itu belum diberi pagar suci sesuai anjuran ilmu agama leluhur. dan siapa yang mengalami masalah seperti apa yang saya tulis disini silahkan kalian lakukan seperti yang saya posting.
Pertama adalah Sang Mepaileh
yang melaksanakan upakara ini secara kebathinan agama telah memahami salah satu dari ajaran Panca yoga dengan baik. Karena pengaruh orang yang mepaileh dalam sebuah yadnya adalah Vital, sebagai contoh : walaupun bahan-bahan bangunan yang kita sediakan semuanya berkelas baik ( tinggi) tetapi ketika salah seseorang mencari Tukang yang membangun, maka tiada dipungkiri bangunan yang muncul tiada sesuai dengan kwalitas bahannya, begitulah semestinya setiap orang mesti bijak dalam hal ini, semoga bisa dipahami.
Setelah sang mepaileh sudah ada yang siap
silahkan lakukan seperti ini Ayaban yang dipergunakan :
1. petirtaan jangkep dari yang punya tempat
2. Ayaban penuur, pengolem pada sang mepaileh dan pengarep dari yajmana
3. Ayaban pebersihan (byakaon, durmangala, prasista, pengambeyan, pebersihan)
4. Ayaban pengraksa tempat jualan (ruko atau warung atau yang lainnya)
5. Ayaban pengerapuhan.
6. Ayaban Caru brumbun
7. Daksina linggih untuk taksu dagang serta pelangkiran sukla.
perlengkapan :
1. Petirtaan adalah amat penting karena mengandung doa yang akan memperkuat sebuah yadnya menjadi lebih sukses, semakin banyak doa (petirtaan semaikin baik ).
2. Ayaban penuur, pengolem lan pengarep ini sesuai dengan kebiasaan yang dimiliki tukang anteb.
3. Ayaban pebersihan ini sangat perlu karena doa tukang anteb akan lebih kuat dengan sarana ini
4. Ayaban pengeraksa : ulunya Suci alit, pejatian, sorohan, sesayut sapuh awu, sesayut jagasatru pengruwak, segeh agung, tetegenang lebeng matah, penyambleh siap pitik semululung
(diusahakan siap pitik selem)
5. Ayaban pengerapuhan : Suci alit, pejatian, sorohan, sesayut sapuh awu, talam siki (dipakai tatakan
untuk tanah yang dirapuh), don dadap tis 5 bidang, canang ngeleb 5 bidan, dupa 5 katih.
6. Ayaban caru brumbun
7. daksina linggih : ini untuk ngelinggihan dewaning dagang .
Post a Comment