Menanti Jalan kebebasan
Saya tulis ini dari sebuah buku yang telah lama saya pegang isinya semua tentang Brahman widya yang amat agung, semoga ada yang bisa memahaminya saya hanya tulis yang penting-penting saja semoga bermanfaat .
Setelah selesai puja-puji Rsi Narada, maka Rsi Wiswamitra pun bersabda kepada Sri Ramacandra "Wahai Rama dikau adalah yang terhebat diantara mereka-mereka yang telah mendapatkan pencerahan karena dikau telah layak untuk hal-hal yang layak dipahami, dan bagimu tidak ada lagi yang harus diketahui. Karena dikau tidak memiliki kedamaian maka yang dikau perlukan llebih lanjut adalah sedikit upaya. yang kdikau perlukan saat ini adalah ilustrasi (Upadesh) dan sekiranya dikau berdisiplin dalam pelaksanaannya maka segera dikau akan mencapai kebahagiaan Ilahi. Sang Rsi kemudian mengisahkan Kisah Rsi Suka Muni yang pernah mengalami situasi yang sama sperti yang dialami Sri Rama. Resi Sukamunipun bijak seperti layaknya Sang Rama dan paham akan hal-hal yang layuak dipahami, namun beliaupun tidak mendapatkan kedamaian batin. Walaupun beliau telah mempelajari berbagai Weda dan Sasthra-sasthra suci lainnya, beliau tetap saja tidak mampu mencapai Atmananda. Atmagyan tidak dapat diraih melaui kitab-kitab suci., melainkan diperlukan seorang guru Utama yang hidup didunia ini.
Resi Suka Muni adalah Putra Bhagawan Weda Wyasa dan Ia telah mempelajari seluruh skripsi-skripsi suci dan memahaminya secara baik akan apa yang nyata dan apa yang tidak nyata, namun Ia belum mencapai status Atmananda karena Ilmu mengenal sang Atman hanya mampu diwujudkan seorang GURU, dan Resi Suka Muni tidak memiliki Guru Utama tersebut, sehingga Ia selalu resah dan Ragu-ragu sifatnya. Kemudian Ia memohon petunjuk kepada ayahnya dan oleh ayahnya Resi ini diminta agar memohon tuntunan kepada Raja Resi Janaka (biasanya ayah dan anak sulit saling memahami). Mengikuti anjuran ayahnya, maka Suka Munipun berkelana ke kerajaan Raja Janaka di Mithilapuri. Sewaktu sang raja diberi tahu akan kehadirannya, beliau langsung memahami keadaannya. Namun untuk mencoba iman sang Resi, maka Resi Suka Muni diminta agar menunggu dipintu gerbang tersebut. Setelah itu Suka Muni pindah ke pintu gerbang lainnya, demikianlah setiap minggu ia diharuskan menunggu di pintu-pintu gerbang masing-masing selama satu minggu. Dan kemudian Ia dijamu secara mewah oleh pelayan-pelayan istana. Sewaktu Raja Janak mendengar bahwa sang Resi tidak tampak mederita sewaktu menunggu dan tidak tampak bahagia sewaktu dijamu secara berlebihan, maka sang rajapun berkenan menerimanya.
Sang Raja kemudian bertanya maksud kedatangannya dan bagaimana upaya sang raja agar dapat menolongnya. Suka Munipun bertanya : "Bagaimana ilusi dunia ini diciptakan dan bagaimana ilusi ini kemudian sirna ?"
Sang Raja membalas : "Dunia ini adlah Ilusi (kreasi) yang berasal dari modifikasi atau Sphurna (Phurna) yang berasal dari Chitta (kesadaran) dan sewaktu unsur chitta ini berubah diam, maka sirnalah ilusi dunia ini ".
Suka Muni berkata : "Prabu, Aku telah mendengarkan Hal tersebut dari berbagai Skripsi, dan juga dari ayahku, namun aku gagal mendapatkan rasa damai didalam Bathinku. Sudilah menunutunku agar mampu mencapai tahap Atmananda ".
Jawab Sang Raja : "Tidak ada jalan lainnya selain yang telah kukatakan padamu ataupun yang telah dikau pahami. Kalau dikau tidak mampu menghentikan berbagai modifikasi didlam kesadaran chittamu, maka dikau tidak terbebas dari ilusi duniamu".
"Dunia ini adalah sebuah bentuk modifikasi didalam kesadaran (chitta), sesungguhnya dunia ini tidak pernah diciptakan. Sang Atman senantiasa bersifat mandiri, murni dan kebahagiaan Ilahi. Seandainya dikau berupaya dalam jangka waktu yang lama dan secara terus-menerus maka dikau akan menghasilkan kedamaian. Berimanlah akan pengetahuan yang dikau miliki dan akan kata-kataku ini. Tanpa Iman yang tebal akan sabda-sabda gurumu dikau tidak akan pernah mencapai Atmananda . Hanya Iman saja yang dapat menuntun seseorang kearah pembebasan dan hal ini sangatlah vital. Di samping itu penting sekali. Hasrat menuntun seseorang kearah keterikatan dan menghalangi jalan kebebasannya, kebahagiaannya dan kedamaian Yang Maha Esa.
Dengan penuh ketekunan Suka Muni mengikuti instruksi Raja Janaka dan lepaslah Ia dari berbagai ikatan-ikatan dan rasa khawatir. Melalui upaya-upaya yang penuh disiplin Suka Muni akhirnya mencapai status yang mulia tersebut. Resi Wiswamitra kemudian berkata kepada Resi Vasistha :
"Wahai Resi Vasistha, dikau adalah guru dari dinasti Raghu semenjak permulaan, dikaupun seorang guru yang Utama yang sempurna. Dikau pasti masih mengingat ajaran sang Brahma kepadamu dan kepadaku diperbukitan Mandrachal. Sudilah mengajarkan ajaran tersebut kepada Sri Rama karena Ia layak untuk menerimanya ".
Sesuai dengan permintaan Resi wiswamitra dan para Resi-resi lainnya, Sri vasistha kemudian berkata kepada Sri Rama, akan kuajarkan ajaran sang Brahma yang diturunkan kepadaku dan kepada Resi Wiswamitra kepadamu, demi lestarinya para jiwa. Dengarkanlah dengan penuh perhatian".
Dengan ini mulailah dialog Gyana antara Sri Ramachandra dan gurunya Sri Vasistha dalam bentuk tanya jawab. Pertanyaan diajukan oleh Sri Rama dan jawaban diberikan oleh Rsi Vasistha Muni. Dialog ini merupakan inti utama karya shastra yang disebut Sri Yoga Vasistha Ini.
Pertanyaan 1 : Prabu, dikau mengatakan bahwa Suka Muni mendapatkan Wideha-Mukta, namun mengapa Sri bhagawan Weda Wyasa. yang sarat dengan semua Ilmu pengetahuan. Tidak mencapai tahap tersebut ?'
Jawab : "Ramji (Rama tersayang) tidak ada perbedaan antara Jiwan-Mukta dan Wideha-Mukta. Kedua-duanya adlah sama. Hanya orang yang bodoh yang merasakan perbedaan karena wacananya yang berbeda. padahal tahap kebathinan keduanya bersifat identik, para orang suci tidak melihat perbedaan sedikitpun. Perbedaan satu-satunya adalah seorang Jiwan-Mukta walaupun telah meninggal dengan sang atman sadar akan keberadaan raganya, sedangkan seorang widehamukta tidak merasakan kehadiran raganya. Namun kedua-duanya telah manunggal dengan sang Atman. Gelembung-gelembung air pada hakikatnya sama dengan air, yang berbeda banyak bentuknya. Perhiasan yang terbuat dari emas, juga namanya emas, walaupun berbagai perhiasan ini menyandang nama yang berbeda-beda. demikianlah kedua tahap yang diatas pada hakikatnya sangat identik, yang berbeda adalah namanya saja.
Pertanyaan 2 : Prabu, Apakah Purushartha itu ?
Jawab : Ramji, kata purusharta terdiri dari dua buah patah kata.
Purusha berarti Atman dan Artha berarti hal-hal yang dilakukan demi sang Atman ini. Setiap hal yang dilaksanakan demi penyatuan dengan sang Atman disebut Purushartha. Juga berbagai upaya untuk menstabilkan sang Cittha ke dlam sang Atman, melalui petunjuk para resi dan Shastra-Widhi juga disebut Purushartha. Apapun yang timbul sebagai Modifikasi sang Atman bersifat dualistik. berubah menjadi total (absolut) atau disebut juga tahap kosong, itulah sebabnya purushartha snagatlah dihargai dan ditekankan pelaksanaannya.
Pertanyaan 3 : Apa sja jenis-jenis purushartha ini ?
Jawab : Ramji (Rama Yang kusayangi), purushartha teridiri dari dua jenis pelaksanaan. Yang pertama bertindak sesuai dengan Instruksi dan ajaran shastra-widhi (buku-buku suci) dan yang kedua bertentangan dengan ajaran-ajaran ini.
Bagaimana dengan hasilnya masing-masing pelaksanaan ?
Jawab : Ramji, para peniti jalan spiritual yang mengikuti ajaran-ajaran shasthra-Widhi akan mencapai sang Atman, Yang menentangnya tidak akan menghasilkan apapun juga. Seseorang mendapatkan sesuatu didasarkan akan cara-cara kehidupannya, Yang lahir berdasarkan tedensi-tedensi yang baik akan meniti jalan kebaikan, dan dengan tekadnya akan menang di jagat-raya ini. Mereka-mereka yang lemah tendensinya akibat pelaksanaan dimasa-masa yang lalu tidak perlu khawatir, karena itu dapat diperkuat melalui perbuatan-perbuatan baiknya di masa ini , dan pada masa kelahiran berikutnya iapun berhasil (prarabda).
selanjutnya disini
Post a Comment