disana
masyarakat bali saya temukan dilapangan masih sedikit yang mempelajari ilmu
sulur tentang apa itu ngeruwak karang.
Semoga dengan
tulisan kecil ini ada sedikit gambaran yang jauh disana, salam rindu buat
kalian
Hutan jika
menurut ajaran kuna bali di sebut sebagai wana (alas) umunya penguasanya
disebut sedahan alas, atau dikenal dalam pewayangan diberi gelar
Sang Hyang
Giri Pawaka. Itu sekelumit kecil tentang tutur dibalik tata cara yang akan kita
tulis.
Sama ketika
beli tanah pada suatu daerah mesti ada ukuran luasnya , upacara masalah berapa
luas yang kita mau jadikan karang disebut ngeraksa (nyikut/ nyengker).
Selanjutnya
mari kita persiapkan bahan-bahan atau ayaban yang diperlukan :
1. Petirtaan
: puseh, desa, dalem, sedahan alas, sanggra suwun sang yadjmana.
2.
Penuur/penganteb/pengoleman sang Mangku /pinandita
3. Pebersihan
manca : byakaonan alit, durmengala, prayascita, pengulapan,
Pebersihan.
4. Ayaban
ring lebuh (jadi buat lebuh dengan sikut guru terlebih dahulu):
Suci,
pejatian, sorohan, segeh agung , teteganan lebeng matah.
5. Ayaban
pengraksa :
Suci,
pejatian, sorohan, segeh agung, siap pitik semululung, tetegenan lebeng
Matah,
tandingan pengraksa, sesayut sapuh awu, sesayut jagasatru pengruwak
6. Ayaban nyepih
: suci 2, pejatian 2, sorohan 2, segehan agung 2, teteganan
Lebeng matah 2, carang dadap metegeh apengadeg
sang yadjmana dadua
Benang tebus
medawa 4 meter atau lebih disetiap ujungnya diisi pis bolong asli
225
keteng, dupa metegul benang tebus jumblahnya 33 katih.
7. Ayaban Pengrapuhan
: suci, pejatian, sorohan, segeh agung, tetegenan lebeng
Lebeng matah, sesayut sapuh awu, don dapdap
tis 5 bidang, canang lima besik,
Dupa lima katih(semua taruh di ayaban
metatakansakesidan )
8. Ayaban
mecaru brumbun : suci, pejatian, sorohan, segeh agung, tandingan caru
Brumbun, sanggar tawang, metatakan klakat sudamala.
9. Ayaban katur ring penunggun karang (karena baru usahakan dibuat bangunanNya
dengan kayu dapdap tis /turus lumbung).
Tata
laksananya : mohon yang melaksanakan paileh mestinya sudah maguron-guron pada
griya tertentu minimal mangku atau mereka yang sudah jangkep manusa yadjnyanya
.
1. Dane mangku ngemargiang pemargi
2. Setelah sudah selesai ngarga lanjutkan ngraksa karang (wewidangan disana), setelah dipujai maka pendem pengraksa putih dibucu kaja kangin, di ikuti dengan seluruh ayaban kecuali tandingan pengraksa yang lainnya masih tersisa.
Pendem pengraksa bang di kelod kangin daerah sana (bucu)
Pendem pengraksa kuning di kelod kauh
Pendem pengraksa ireng di kaja kauh
Pendem pengraksa manca di tengah wewidangan karang disana. Silahkan ketisang
tirta keliling karang nika sebanyak 3 kali , dan langsung uningang sikut lebuh
disana.
3. Setelahnya tancapkan carang dadap
yang tadi ada 2 , yang satu didalam karang yang lainnya diluar sikut karang,
lalu benang tebus itu embatang satu sama lain . setiap ujungnya sudah ada jinah
bolong.
Sorohan yang ada didalam katur pada leluhur dan puseh, desa, dalem. Mohon agar beliau menyaksikan sekaligus meneyelesaikan urusan tanah sudah menjadi karang agar besok hari tidak menjadi pemali alas.
sorohan yang ada diluar karang katur pada ida sedahan agar di berkati dan diterima bahwa sang yadjmana telah memohon tempat itu, besok-besok hari tidak lagi menjadi masalah. Setelah katur oleh dane mangku , siratang tirta dari sorohan didalam ke sorohan diluar, sebaliknya tirta yang diluar siratang kedalam, setelahnya sang yadjmana mengambil dupa 33 dan dibakarlah benang tebus sampai putus, kayu dapdap yang diluar rebahkan ke dalam, yang didalam rebahkan keluar.
Selanjutnya mulai mecaru
Setelahnya bhakti bersama
Demikianlah ringkasan kecil upakara ngerowak karang lad alas, yang belum jelas silahkan hubungi saya pribadi semoga damai dihati damai didunia dan damai selalu OM
yang berkenan mau download artikel silahkan klik mahasuci
© Copyright ©
Post a Comment