Sulur ngeruwak tanah alas (hutan)
Salam buat teman-teman yang jauh disana disulawesi rasa rindu malam ini terkenang saat saya pernah datang kedaerah kalian salam maha suci.bagi teman-teman yang dari bali yang transmigrasi karena kebetulan saya pernah berkunjung kesana, menyaksikan langsung daerah baras terutama, melihat situasi keagaamaan disana terutama masalah pengetahuan ilmu yadnya kami renungi perlu memberi imformasi ini, sebelumnya mohon maaf yang sebesar-besarnya pada semua pihak tetua kami, karena hasrat terpanggil mengasihi sahabat jauh, kami menulis ini jika ada yang kurang mohon ditambahi , seandai ada yang lebih mohon dikurangi semoga sempurna datang dari segala penjuru
Menurut pengamatan saya di daerah transmigrasi, diaerah sana tidak sama seluruh dudonan atau sulur berlaku disana dan di bali agak berbeda, disana pura untuk sebuah lingkungan desa tidak berdiri puseh, desa ,dalem karena situasi dan kondisi yang saya renungi adalah tepat untuk seperti itu.
Saya berkunjung sepuluh hari disana langsung bertemu dengan hampir sebagian
Penduduk disana kalau menurut kesan saya mereka sangat ramah dan yang terpenting masalah pengetahuan agama agak minim hingga banyak saya temui masih janggal. Berhubungan dengan masalah itu saya pribadi walaupun masih harus banyak belajar mencoba menulis di website ini untuk menyumbangkan pemikiran hingga saudara-saudara kita punya gambaran tentang ilmu leluhurnya dibali.Semoga kalian berjodoh bisa mengakses website ini .
Untuk pertama postingan ini karena banyak harus ngeruak daerah transmigrasi saya copas masalah negeruak tanah ring alas ( hutan). Pertama yang perlu diperhatikan semua dudonan ini mestinya dilaksanakan oleh mereka yang sudah manusa yadnyanya jangkep serta telah tahu kawitannya dengan benar dibali.
Mohon maaf saya singgung maslah ini , karena yadnya erat kaitannya dengan
Dewa-dewa dalam teks kitab suci disebutkan dewa-dewa lahir dari yadnya .
Ayaban-ayaban yang diperlukan dalam ngeruwak alas
1. Petirtaan :” dari leluhur dan prayangan yang berdiri disana “
2. Ayaban penuur, ayaban penganteb, ayaban pengolem dane mepaileh.manut kebiasaan diderah itu.
3. Ayaban pebersihan : byakaon, durmengala, prasista, pengambeyan, pebersihan.
4. Ayaban pengraksa wewidangan : suci, pejati, sorohan, ayaban pengraksa, sesayut jagra satru pengeruwak, sesayut sapuh awu. Segeh agung , tetegenang lebeng matah, siap pitik semululung (warna selem).
5. Ayaban nyepih wewidangan agar tidak terjadi pemali alas nantinya :Suci 2, pejati 2, sorohan 2, segeh agung 2, tetegenang lebeng matah 2, carang dadap metegeh selaning lelata 2, benang tebus yang panjang kira-kira sampai 2/3 meteran, dan sebilang tanggu (setiap ujung), diisi masing-masing jinah bolong asli 225 jika tidak ada boleh uang yang berlaku juga usahakan jumblahnya 225, dupa yang dipesel sebanyak 33 katih dengan benang tebus.
6. Ayaban ngerapuh: suci, pejati, sorohan, segeh agung, tetegenang lebeng matah, don dadap tis 5 helai, dupa 5 katih, canang ngeleb 5 biji.
7. Ayaban caru brumbun.
Caru brumbun tunggal dan caru brumbun yang dimanca sata tandingannya agak berbeda nanti dilain kesempatan akan saya usahakan copas di website ini.
Caru ayam brumbun nunggal ( berdiri sendiri ) :
- Ayam brumbun layang-layang, karangan , bakaran, japit, pemogpog.
- Karangan ( takir kojong merpat medaging bebasang ayam, medaging sate nyuh lebeng sibak 5 katih), ditimur tandingan tempatnya.
- Bakaran (takir don kojong merpat medaging getih ayam, medaging sate lebeng sibak 5 katih ) , di kelod /daksina – tetandingan tempatnya.
- JAPIT ( takir don kojong merpat medaging sate lambat (ati melilit daging) 2 katih dan sate nyuh lebeng sibak 5 katih), di barat /pascima tetandingan tempatnya.
- PEMOGPOG ( tekor agak gedenan medaging sate nyuh lebeng sibak 16 katih),
Di selatan ( kaja ) tetandingan tempatnya.
- Tandingan untuk jotan ( saudara-saudara para bhuta maksudnya )
- Untuk mengikuti karangan lawar barak 5 jumput (kecil), lawar putih5 jumput, sate nyuh lebeng sibak 5 katih, pulung- pulung mewadah tekor tegak 5 bungkul (kecil).
- UNTUK mengikuti BAKARAN ; lawar barak 9 jumput, lawar putih 9 jumput, sate nyuh lebeng sibak 9 katih, pulung-pulung (boleh dari lawar dipulung) 9 bungkul mewadah tekor tegak.
- Untuk mengikuti Japit ; “ lawar barak 7 jumput, lawar putih 7 jumput, sate nyuh lebeng sibak 7 katih, pulung-pulung 7 bungkul mewadah tekor tegak (kecil).
- Untuk mengikuti PEMOGPOG : “ lawar barak 4 jumput, lawar putih 4 jumput, sate nyuh lebeng sibak 4 katih, pulung-pulung 4 bungkul mewadah tekor tegak.
Begitulah tandingannya yang bernama caru sesuai lontar sunari semoga bisa dipahami, sedang jejaitannya atau banten carunya umumnya ibu-ibu telah banyak yang tahu
Selanjutnya dudonan pemargi upakara :
1. Dane mepaileh ngarga tirta
2. Dane mepaileh ngemargiang pebersihan
3. Dane mepaileh mujain ayaban pengraksa; ngelantur mendem pengraksa
4. Dane mepaileh mujain penyepihan
5. Dane mepaileh mujain pengrapuhan
6. Dane mepaileh mujain caru
Setelah selesai semua seperti tertera pada dudonan diatas baru bisa membangun apa saja diatas tanah yang sudah ngruwak
Semoga dudonan ini bermanfaat seandainya semua sahabat ada yang belum paham silahkan bertanya lewat kolom komentar
Salam maha suci
1 comment