Yf1rfC4r39u8F2WJkQXT40G2S2Dzpm1YHbdZ5zyD
Bookmark

PENDERITAAN PENDERITAAN YANG MEMBUAT KAMI BERDIRI

        perihal mengenai kawitan serta ibu kawitan ini adalah sistem agama dibali yang jarang ditelusuri kebenaranya walaupun di masyarakat masalah ini telah banyak menjadi masalah disetiap keluarga dadya, diacuhkan tanpa penelusuran dan pendalaman yang memadai, seiring waktu seolah keadaan ini hanya sebuah budaya tanpa unsur relejius yang nyata, seolah suatu hal yang terlalu sangat misteri dan tabu untuk diungkapkan pada keturunan yang pada dasarnya semuanya harus menanggung keadaan ketika itu dipertanyakan.


   

     saya pernah berkunjung kesuatu daerah tidak saya sebutkan tempatnya, suatu keadaan yang
sangat menyayat hati dimana sebuah keluarga besar hampir bertikai karena kepercayaan mereka berseberangan atau berbeda, saya sebagai generasi dari penganut agama ini saat itu merasa sangat-sangat terharu betapa malang nasib kami, karena rasa bhakti pada leluhur akhirnya kami kadang bertikai dalam masalah penyungsungan.

       Banyak pihak telah menyaksikan, mendengar, bahkan ikut seperti itu didalamnya, namun tiada satupun yang mau angkat bicara masalah ini seolah karma kita yang tida bisa diatasi. saya sendiri pernah mengalami hal yang sangat menyiksa. saat saya masih berumur 18 th, orang tua saya sakit, bapak saya lumpuh dan ibu saya juga lumpuh, adik saya masih kecil dan saya menanggung derita itu harus menghidupi keluarga sebatang kara, apakah teman teman ada yang mengalami hal seperti ini ????

      Semoga saja tidak demikianlah doa dari kita, begitu seterusnya kedua orang tua saya dan adik saya menderita, dikedokteran orang tua saya dibilang struk dan ibu juga demikian kemanakah harus mengadu, saya ingat semasih sekolah pernah membaca kitab suci srimad bhagawatha ;

     didalamnya Sri Krisna bersabda: jikalau engkau menderita dan bertemu jalan buntu dimana tiada seorangpun mengerti itu jangan pernah putus asa, bangunlah duduk bermeditasilah jalannya ada dihatimu. demikian suara itu saya ingat. bahkan banyak lagu dibali yang berbunyi ," nambete ngawinang lacur"

       Mungkin karena kami miskin, atau aslinya kami bodoh (nambet), kami bertanya kepada orang-orang pintar dizaman itu, atau bahasa umumnya di bali "meluasang'  saya sangat-sangat ingat pada masa itu jikalau bertanya pada 10 orang pintar semuanya memberi kami imformasi bahwa kami "sisipang kawitan"
saya lanjut bertanya pada orang pintar itu ," apa itu kawitan jero  ? jeronya menjawab " aksamaang nanak kawitan nika Ida bhatara sane nyuryanin keluargan ceninge " saya lanjut bertanya biasanya saat itu kenapa tega membuat orang tua saya seperti ini kenapa demikian ? kenapa tidak diberitahu saja sehingga kami bisa melaksanakan sradha bakti kami pada beliau. dan para jeronya ngak bisa nyahut kenapa ya ???????

       Adakah teman teman yang senasib dengan saya waktu kecil itu sudahkah anda bisa terima atau sampai kini menjadi misteri ???? puluhan tahun saya bawa pertanyaan itu kenapa ???? dan apa itu kawitan ???? imformasinya minim padahal kita ada disini di pulau DEWATA dimana sistem keagamaan untuk menyembah leluhur diajarkan bahkan menurut purana samuan tiga seluruh sistem keleluhuran dan puseh, desa, dalem ada disini dipulau INI.

      Kami menderita tapi kami tidak pernah menangis, karena kami percaya semasih nafas dikandung badan kami pasti bisa menjawab semua pertanyaan ini
cerita kecil inilah yang mejadi salah satu cerita kecil bangunnya
pesraman   RAJA YOGA MAHA SUCI , saya bertanya kesana kemari, baik pada para sulinggih, pada para pemangku Pura-Pura kahyangan dibali masalah ini ?
sambil saya pelajari ilmu agama kita pelan pelan dari umur 18 tahun saya berusaha memahami agama ini

bersambung                              



Post a Comment

Post a Comment

mohon dukungannya