Add caption |
C.REALISAI SPIRITUAL; TUJUAN BHAKTI-YOGA
Bagi para bhakta penjelasan ini perlu
hanya untuk menguatkan keinginan saja; selai ini maka penjelasan ini tidak akan
berguna, Karena ia berada di jalan yang akan mengarahkannya pada realisme
realisasi. Ia dengan cepat atas ampunan Tuhan akan mencapai tempat dimana
penalaran vedantic dan kekuatan penalaran itu sendiri akan ditinggaslkan. Dan
kecerdasan yang telah terkotak kotak dalam kegelapan akan menerangi persepsi
kita. Ia tidak lagi berargumen, namun Ia merasakan, Bukankah melihat, merasakan
dan menikmati indahnya Tuhan lebih tinggi dari apapun? Bukan, Para Bhakta tidak
ingin menganggap ini sebagai yang lebih tinggi dari moksa-----pembebasan, Dan
bukanklah ini adalah utilitas yang tertinggi? Ada orang-orang di dunia yang
yakin bahwa penggunaan dan utilitas yang akan memberikan kenyamannan hidup.
Bahkan Agama, Tuhan< Keabadian, Jiwa, tidak dari hal ini yang berguna
apabila tidak menghasilkan uang atau kenyamanan untuk mereka. Bagi orang-orang
seperti ini, semua yang tidak memuaskan indera tidak memiliki kegunaan, Dlam
setiap pikiran, utilitas semuanya diatur oleh keinginan, oleh karena itu, bagi
manusia, siapapun yang tidak mengangkat diri dari kegiatan makan, minum,
menghasilkan keturunan, dan meninggal, satu-satunya yang akan di dapat adalah
kesenangan indera saja; dan mereka harus menunggu dan melalui kelahiran dan
reinkarnasi untuk belajar untuk merasdakan perlunya memiliki sesuatu yang lebih
tinggi (hubungn dengan Tuhan). Tetapai bagi mereka yang memiliki ketrikatan
dengan keabadian jiwa yang memiliki nilai yang lebih tinggi, bagi siapa
ketertarikan indera hanyalah sebuah permainan dan hanyalah satu utilitas dari
keberadaan manusia, Dan terimakasih pada Tuhan karena masih ada orang-orang
yang tidak terlalu terombang ambing dengan keduniawian.
Bhakti –yoga seperti yang kami telah
katkan dibagi menjadi dua gauni dan preparatori, para atau wujud tertinggi,
kita akan menemukan pada tingktan preparatori, kita akan menemui banyak sekali
bantuan untuk melanjutkan dan tentu saja bagian mitos dan bagian simbolis dari
semnua agama adalah sebuah kenyataan spiritual yang amat besar bahwa dalam
agama berkembang mitologi dan ritualisme yang amat subur, bentuk agama yang
berusaha untuk menghilangkan semua ini adalah sesuatu yang bersifat puitis,
semuanya begitu inadah dan sangat halus, semuanya memberikan pegangan yang kuat
menuju Ketuhanan----wujud yang berusaha untuk menghancurkan tiang-0tiang
jembatan atap spiritual, dan kebodohan dan konsepsi kebenaran yang akan
berakhir dengan kekosongan.
Bagi mereka yang agamanya seperti ini
secara sadar atau tidak sadar adalah orang –orang yang materialis---akhir dan
tujuan hidup mereka adalh bersenang senang, yang tentu saja bagi mereka adalah
alpha dan omega kehidupanmanusia dan yang merupakan ishtapura mereka;
kebersihan jalan dan pembangunan pencakar langit hanya ditujukan untuk
kenyamanan material semata. Sedikit saja mereka berlatih untuk berpegang teguh
pada kebenaran dan realisasi diri yang spiritual maka berton-tonlah komentar
yang mereka berikan disertai dengan sentimen, Tunjukan pada kami, satu sja
pemikiran spiritual yang berasal dari semua kebodohan dan fanatisme ini; dan
apabila tidak bisa, jangan berkata apapun , bukalah jendela hatimu untuk menerima
cahaya kebenaran dan bersujudlah seperti anak kecil dihadapan mereka yang
dibicarakan oleh banyak orang---para Rsi india, Mari kita dengarkan apa yang
mereka katakan.
D.
PERLUINYA SEORANG GURU
Setiap jiwa ditakdirkan untuk
sempurna, dan setiap makhluk pada akhirnya akan mencapai kesempurnaan. Apapun
kita sekarang adalah hasil dari perbuatan kita dan juga pikiran kita pada masa
lalu, dan bagaimanapun kita dimasa depan adalah hasil dari apa yang kita
pikirkan dan kita lakukan saat ini. Tetapi pembentukkan takdir kita ini, tidak
menutup penerimaan bantuan dari luar diri kita, bahkan pada kebanyakan orang
bantuan ini sangat diperlukan. Ketika semua ini datang, kekuatan yang lebih
tinggi dan kemungkinan jiwa lebih cepat menemui kebangkitan, pertumbuhan dan
manusia menjadi sempurna pada akhirnya.
Rangsangan yang cepat ini tidak
bisa diturunkan dari buku. Jiwa hanya bisa menerima rangsangan dari jiwa lain
dan bukan dari yang lainnya, kami mempelajari buku sepanjang hidup kami, kami
bisa saja menjadi sangat cerdas, tetapi kami kemudian merasakan bahwa kami
tidak mengalami perkembangan spiritual. Tidaklah benar bahwa intelektualitas
yang tinggi selalu dibarengi dengan spiritualitas yang tinggi.
Dalam mempelajari buku kadang kita tergoda
untuk berpikir bahwa kita benar benar sudah terbantu secara spiritul, tetapi
apabila kita menganalisa efek mempelajari buku pada diri kita maka kita akan
menemukan bahwa hanaya intelektualitas kita yang mendapatkan keuntungan dari
pembelajaran ini bukan jiwa kita. Buku-buku ini hanya mengasah kecerdasan kita
saja buktinya, banyak orang yang bisa berkata sangat indah tentang hal-hal yang
bersifat spiritual, namun apabila diperaktekkan, kita tidak benar benar seperti
apa yang kita katakan, untuk mempercepat kebangkitan jiwa, rangsangan ini harus
berasal dari jiwa yang lain.
Orang
darimana rangsangan atau impuls ini bearasal disebut dengan guru----seorang
pengajar; dan orang yang belajar darinya disebut sishya----murid, Agar
rangsangan ini bisa diteruskan pada orang-orang, Terlebih dulu mengirimkannya
pada murid murid itu, jiwa yang akan menerimanya haruslah siap, Benih yang
diberikan haruslah benih hidup, dan tanah haruslah siap ditanami; dan ketika
kedua kondisi ini telah tercapai, maka sebuah pertumbuhan agama terjadi “
seorang guru haruslah memiliki kemampuan yang luar biasa dan Ia haruslah
pintar. Dan apabila keduanya terpenuhi maka akan terjadi kebangkitan spiritual
yang amat luar biasa, Dan buakn sebaliknya. Guru seperti ini adalah Guru yang
sebenarnya dan muridnya adalah Murid yang sejati, pemuja yang sesungguhnya.
Yang lainnya adalah orang yang bermain main dengan kespiritualan. Mereka
memiliki sangat sedikit rasa keingintahuan akan kebangkitan, Hanya sedikit api
spiritual yang menyala dalam diri mereka dan mereka hanya berdiri pada garis
batas Agama. Tidak diragukan lagi bahwa kebangkitan jiwa hanya terjadi pada
mereka yang benar benar haus akan agama. Merupakan sebuah Hukum yang amat
misterius ketika tempat bertanam siap, benih harus ditanam, ketika jiwa
menginginkan Agama, Seorang Guru harus segera mengirimkan impuls itu dan sebuah
kekuatan akan membantu jiwa itu, Ketika kekuatan yang tertarik pada cahaya
agama sangat kuat, saat itu pula kekuatan muncul seirng dengan waktu.
kutipan dari bhakti yoga swami vivekananda semoga menjadi peta buat sahabat
yang suka belajar.
salam maha suci beranda
Post a Comment