Yf1rfC4r39u8F2WJkQXT40G2S2Dzpm1YHbdZ5zyD
Bookmark

Apa itu?-Gua Hati

Goa hati yang dalam

    Tiada jalan untuk melepaskan diri dari badan yang diberikan kepada kita. mengenai kelima sarung yang telah saya tulis sebelumnya, kelima sarung itu adalah :

(i)   Badan kasar, yang katanya dibangun dari bahan makanan dan karena itu dikenal sebagai 
       Annamayakosa;
(ii) Yang kedua, bila mana kita menuju kedalam, yang merupakan segenap sistim pernafasan, atau 
      sistim daya-daya vital (kehidupan) yang dikenal sebagai pranamayakosa;
(iii) yang berikut segenap susunan mental, sarung psikis, yang dikenal sebagai manomayakosa; ketiga
       sarung ini bersifat materiil, karena terdiri dari modifikasi prakrti, baik yang kasar, maupun yang
       lebih halus, selain ketiga susunan yang terbuat dari materi terdapatlah selanjutnya
(iv) sarung pengertian atau sarung pengetahuan sejati, yang dikenal sebagai  Vijnanamayakosa dan 
       akhirnya
(v)  sarung kebahagiaan transendend yang dikenal sebagai anandamaya kosa. Kedua sarung terakhir
       bersifat non-materiil atau non-prakrti. Keduanya berada bersama dalam arti bahwa yang satu               tidak dapat dipisah kan dengan yang lain, mereka dapat diumpamakan sebagai sebuah mata uang
       logam yang ada dua bidang sisinya.

    Diantara kelima kosa itu adalah semacam saling ketergantungan. Dalam suatu susunan yang hidup, kelima kosa masing-masing itu saling bereaksi satu dengan yang lainnya. Pranamaya-kosa, atau daya-daya vital menghubungkan manomayakosa dengan annamaya kosa; manomaya kosa [ada gilirannya, menghubungkan annamaya kosa dan pranamaya kosa dengan vijnana maya dan anandamaya, yaitu kedua kosa yang kembar itu. Jadi manomaya kosa berdiri diantara kosa-kosa yang terbuat dari prakrti dan kosa-kosa yang non-prakrti. Manomaya kosa merupakan garis perbatasan diantara kedua yang diluar dan kedua yang didalam, dan sering dianggap, atau rupanya dianggap, menjalankan peranan baik materiil dan non-materiil, dan sampai berbuat demikian, manomaya kosa itu, yang bukanlah diri sejti, menyerobot peranan diri sejati.
Manomaya kosa dapat amat berjasa, tetapi sifatnya amat nakal.

    Komponen penting dari annamaya kosa adalah kelima alat pengamatan (persepsi) dan kelima alat untuk beraksi atau bertindak, ialah jnana-indriya dan karma-indriya. Dengan lebih tepat dan lebih tegas kami ingin mengatakan bahwa saluran-saluran alat pengamatan atau persepsi itu diproyeksikan melalui Annamaya-kosa dan ditonjolkan pada permukaaannya. Biji mata pada wajahnya seseorang sebetulnya bukanlah  alat atau indriya untuk melihat; Gendang-gendang pendengar yang pada kedua belah pihak bawahan kepala kita, sebetulnya bukanlah alat-alat untuk mendengar; hidung yang menonjol pada wajah sebetulnya bukanlah alat untuk mencium. Mereka adalah saluran-saluran yang dilalui oleh persepsi-persepsi yang dianalisa. Siapapun tidak pernah melihat alat persepsi itu.

    Mata sesungguhnya adalah alat yang melihat atau mengamati gambaran yang terbentuk pada retina, mata yang melihat itu sendiri, tidak dapat dilihat dan tidak berbentuk geometris. Hal yang sama berlaku pada alat pendengaran; telinga dan gendang penghubung hanya saluran bagi gelombang-gelombang bunyi, Alat yang sesungguhnya pada suatu tempat lebih dalam, yang tidak seorangpun pernah melihatnya. Jauh lebih halus lagi adalah alat-alat untuk mencium, meraba dan merasa. Kita hanya dapat menyatakan bahwa lubang saluran persepsi, Bahirmuka, ditempatkan pada permukaan annamaya-kosa. Annamaya  kosa itu juga terdiri dari kerangka badan, sebanyak 206 tulang, yang bersama membentuk pertulangan badan manusia, yang dipersatukan dengan ikatan-ikatan serta membentuk sendi-sendi yang dapat digerakkan, selanjutnya setruktur daging yang terdiri dari k.l. 660 otot yang menutup pertulangan itu dan selanjutnya struktur komplek dari kepala dan panggul, belum lagi susunan dari urat nadi, pembuluh darah, jantung dan alat pembuangan.

    Seorang yogin tidak dapat mengabaikan suatu kekacauan, betapapun kecilnya dalam susunan tubuh. Seorang dengan kesehatan sempurna hanya dapat maju pesat dalam latihan yoga. Jadi kesehatan annamaya-kosa harus dipandang sebagai suatu syarat penting. Berdampingan dengan annamaya-kosa adalah Pranamaya-kosa sebagai sarung vital, annamaya kosa yang menjijikkan itu, tidak berdaya apapun , bilamanana tidak dibantu oleh Pranamaya-kosa yang menggerakkan seluruh sistem perototan. Setiap kegiatan di kontrol oleh prana atau nafas vital , dari kejap mata sampai pada latihan otot-otot bahu yang berat, kita akan membahas sarung ini kemudian dengan lebih rinci.
Saya ingin mengutip sebagian dari Maitri Upanisad yang membahas mengenai kelima prana.
      "Maka nafas yang lewat keatas itulah tentunya napas prana.
       Maka yang lewat kebawah itulah tentunya napas Apana.
       Maka yang menunjang kedua itu, adalah napas Vyana.
       Maka yang menghantar kedalam napas apana unsur makanan paling kasar dan menyebarkannya
       (sam-a-nayati) kedalam setiap segi yang paling halus-itulah tentunya yang disebut napas Samana
       Suatu bentuk yang lebih tinggi dari nafas Vyana dan diantara dua itu adalah produksi napas 
       Udana. Maka, apa bersedawa keluar dan menelan kebawah apa yang telah diminum dan                       dimakan, itulah napas udana"
       (Maitri II.6)

    Napas vital dapat digolongkan menjadi tiga, lima, tujuh, sepuluh dan seterusnya, tetapi pada hakekatnya seluruh sistim vital itu hanya satu dan dalam pengertian demikian prana itu hanya satu dan tidak banyak. Ada ribuan fungsi Prana dalam badan kita dan kepentingannya tak dapat diremehkan. Jadi pranamayakosa sangat penting bagi seorang yogin. Kami akan mengakhiri uraian tentang sistim pernafasan vital ini dengan mengutif beberapa bagian dari Kausitaki-Upanisad :
       "Semua napas vital berbicara bersama dengan pembicaraan, bilamana ia berbicara.
         Semua napas vital melihat bersama dengan mata, bilamana ia melihat. Semua napas vital 
         mendengar bersama dengan telinga, bilamana ia mendengar.
         Semua napas vital berpikir bersama dengan budi, bilamana ia berpikir.
         Semua napas vital bernafas bersama dengan napas, bilamana ia bernapas.
                                                                                        (kausitaki III.2)

Upanisad yang sama berbunyi selanjutnya :
   "Bilamana seseorang tidur sedemikian rupa(nyenyaknya), sehingga ia tidak bermimpi apapun,
    maka ia menjadi satu dengan napas ini, Lalu pembicaraan dengan segala nama-nama memasukinya
    ; mata bersama dengan segala bentuk memasukinya; telinga bersama dengan segala bunyi 
    memasukinya; pikiran bersama dengan segala pemikiran memasukinya.
    Bilamana ia bangun-seperti dari api yang menyala bunga-bunga api terpencarlah kesegala jurusan,
    begitulah pula dari diri-sejati (atman) terpencarlah napas vital (prana) ketiga tempat kedudukan          berturut-turut ; dari napas vital berpencarlah daya-daya indera (deva); dari daya indera terpencarlah
    dunia-dunia.
                                                                                                                    (kausitaki III.3)

    Jadi prana memberikan kemampuan pada indriya (yang dalam bahasa upanisad disebut Deva) untuk mengadakan kontak dengan dunia luar. Pranamaya-kosa diikuti oleh manomaya-kosa, yaitu sarung susunan psikis atau sarung kelakuan mental. Kita semua dilengkap dengan sebuah transitor kecil yang terdiri dari baik dari sebuah penyiar maupun dari sebuah penerima yang merupakan sebuah bunga api dari Buddhi-sattwa kosmis, yang juga dikenal dlam buku suci Veda sebagai Salila, samudra-arnava dan berbagai nama lainnya. Susunan pikiran seseorang tidak akan ada gunanya bilamana tak mungkin mengadakan kontak dengan manusia lain dan kontak itu berlangsung melalui Mahat-tattva atau intelegensi kosmis. Kita menegetahui banyak mengenai kelakuan mental tetapi tentang susunannya atau strukturnya kita hanya mengetahui sedikit dalam bab-bab berikut, kita akan melanjutkan pembahasan tentang pikiran dan pengawasannya. Pikiran sering menyerobot kepribadian diri-sejati dlam beberapa fungsinya, dan menurunkan fungsi transenden darppada vijnanamaya-kosa dan anandamayakosa dan menariknya ketarap duniawi. Hla ini sering kelihatan dari fungsi-fungsi pikiran yang diuraikan dalam Aitareya-Upanisad :

"Siapakah pribadi itu, Kita memuja-Nya sebagai Diri-Sejati (Atman)
Yang mana Diri-Sejati itu (Jawabannya:)
Karena Beliau orang melihat. karena Beliau orang mendengar karena Beliau, orang mencium bau, karena Beliau, orang dapat bercakap, karena Beliau, orang membedakan manis dan pahit.
Yang disebut Hati-Sanubari (hrdaya) dan pikiran(manas) ialah kesadaran (samjnana), persepsi(ajnana), diskriminasi atau perbedaan (vijnana), intelegensi (prajnana), kebijaksanaan (medhas), penegertian (drsti), keteguhan (dhrti), pemikiran (mati), renungan (manisa), dorongan bathin (Juti), ingatan (smrti), gagasan (samkalpa), tujuan (kratu), kehidupan (asu), hasrat (kama), kemauan (Vasa),  semua itu memanglah sebutan dari intelegensia (Prajnana)
                                                                                                           (Aitareya, III.1.1-2)

    Istilah antahkarana dalam filsafat Samkya berarti mahat atau intelegensi kosmis (Samkya 1.65); yang mengikutinya dalam evolusi Samkya ialah Ahamkara (ego) dan yang mendahuluinya ialah prakrti (I. 64. 66). Dalam filsafat vedanta istilah itu berarti alat intern dan yang dimaksudkan ialah pikiran yang mengontrol sebuha badan jasmani. Dengan antahkarana-catustaya, dimaksudkan sebuah susunan yang terdiri dari empat kelakuan psikis, ialah manas, citta, buddhi, dan ahamkara. Manas seperti  pembidikan suatu alat pemotret yang hanya memperkenankan satu kesan untuk masuk tiap kali dari dunia luar ke dalam; Citta adalah alat untuk berpikir, merasa dan menikmati; buddhi, merupakan alat membedakan benar dan tidak benar; orang dapat pula menamakannya kebijaksanaan dan akhirnya ahamkara adalah kemampuan pengintegrasian mental, yang mengasimilasikan semua pengalaman dan akhirnya menjadi ego (aku). Kita dapat memandang Manomayakosa juga dlam arti demikian, yaitu sebagai tetrad ( empat serangkai) alat intern.

    Manomaya kosa selanjutnya diikuti oleh vijnanamaya-kosa. Ketika menguraikan tentang Manomaya-kosa, telah disebut pula beberapa sifat dari sarung mental itu, seperti samjnana, ajnana, vijnana dan prajnana (Aitareya Up III.2), intisari transenden dari beberapa sifat manomaya-kosa. Menurut bagian Taittiriya-Upanisad yang dikutip dalam postingan terdahulu , maka bentuk manomaya dari manusia terdiri dari yajurveda (ilmu yang diterapkan sebagai kepala), rgveda (ilmu-ilmu dasar), sebagai sisi kanan; samaveda (ilmu emosionil atau estetika) sebagai sisi kiri; pelajaran tradisionil termasuk keagamaan sebagai badan; dan Atharvaveda , sistematika sintetis sebagai bagian bawah. Intisari dari semua kemampuan mental itu disaring keluar memasuki bidang yang lebih dalam yang dikenal sebagai vijnanamaya-kosa. Vijnanamaya-kosa itu mempunyai Sraddha (kepercayaan)
sebagai kepala, Rta (kebajikan sebagai sisi kanan, Satya (kebenaran) sebagai badan dan Mahas (kekuasaan transeden atau kebesaran) sebagai bagian bawah, dasar, jadi segenap vijnanamaya-kosa teridiri dari sraddha, rta, satya, yoga dan mahas.

    Apapun yang orang rasakan, pikirkan, renungkan, pandang, peroleh, berupa pengalaman dan pelajaran, semuanya itu diolash menjadi ciri-ciri khas dan kemampuan-kemampuan (detil-detil hanya mengganggu dan karena itu dibuang) dan semua itu tersimpan dalam Vijnanamaya-kosa dari atman.
Salah satu tujuan kehidupan kita adalah untuk memperkuat kemampuan-kemampuan ini ; Sraddha, Rta, Satya, Yoga dan Mahas. Inilah intisari terakhir sepanjang mengenai bagian yang mengetahui (vijnana dan pengertian). Vijnanamaya-kosa merupakan satu segi dari kapsul-mikro, segi yang lain adalah anandamaya-kosa. Jadi seluruh kapsul terdiri dari kedua sarung ini, yaitu pengertian transenden dan kebahagiaan transenden. Sepanjang mengenai zat kedua sarungini, orang tak dapat menyebutnya materi dan sebetulnya orang juga tidak dapat menamakannya non-materi, melainkan seolah-olah keduanya (walaupun untuk mempermudah kita menyebutnya non-materi).

    Kedua sarung secara bersama memberi Atman (badan) penyebab atau karana sarira. Atman yang non meterial itu memungkinkan aktifitas sarung-sarung materiil, yaitu Annamaya, pranamaya, dan manomaya, dan menerima serta menyimpan dari ketiga sarung itu intisari hasil-hasil yang tercapai oleh Atman melalui ketiga sarung materiil itu. Dengan di bungkus dalam kapsul itu Atman berpindah dari badan yang satu ke badan yang lain dan dari kehidupan yang satu ke kehidupan berikutnya. Tentang Kapsul ini dikatakan dalam Vedanta-sutra (III,i,1)-ramhati samparisvaktah, berjalan dengan dibungkus dari segala pihak. Intisari dari kesukaan dan keengganan, kegembiraan dan kesakitan, perasaan senang dan tidak senang, ikatan dan pelepasan serta pengalaman-pengalaman lain semuanya di sublimasikan kedalam substansi yang lebih halus yang akhirnya merupakan bahan Anandamaya-Kosa. Anandamaya Purusa mempunyai Priya (kesenangan) sebagai kepalanya, Moda (kenikmatan) sebagai sisi kanan, Pramoda (kenikmatan besar) sebagai sisi kiri dan Ananda sebagai badan; Yang dasarnya dengan sendirinya adlah Brahman.

    Isi Anandamaya-kosa diuraikan juga sebagai Moda, amoda, pramoda dan istilah-istilah yang serupa didalam Sruti. Istilah-istilah Anandah, Modah, dan Pramodah digunakan juga didalam Taittiriya Brahmana dalam hubungan dengan nama-nama Muhurtas dari malam-malam Sukla, Paksa dan Krsna Paksa (T. Br. III, 10, I, 1-03). Didalam kapsul yang terdiri dari kedua lipatan hemi elipsoidal dari vijnanamaya-kosa dan anandamaya-kosa, terdapatlah ruang -Mikro dimana jiwa bersemayam didalam badan Kapsul ini seolah-olah merupakan rumah pengendali dari seluruh fungsi.
Tuhan Yang Tak Terhingga, Yang berada dimana-mana, berada pula dalam kapsul ini, bersama Atman yang lebih rendah. Mengenai ruangan yang paling dlam itu diajarkan sebagai  berikut dalam Upanisad :

(i)   "Di sini ada dua diri yang minum dari kebajikan (Rta) dalam dunia perbuatan-perbuatan baik
        keduanya memasuki tempat rahasia (hati) dlam suasana paling tinggi. 
        Orang yang mengenal Brhaman berbicara tentang beliau-beliau sebagai "cahaya" dan                      "bayang-bayang", dan begitulah yang dilakukan kepala rumah tangga yang merawat lima api              pengorbanan dan mereka pula yang melaksanakan api Naciketas yang tritunggal".
                                                                                                                    (Katha I. 3. 1)
(ii)  "Lebih kecil dari yang kecil, lebih besar dari yang besar.
        Adalah jiwa Jiwa Tinggi (Atman) yang ditempatkan dalam hati makhluk disini,
       orang yang tanpa kehendak aktif (a-kratu) melihat beliau dan menjadi bebas dalam penderitaan
       Bilamana melalui karunia (Prasada) dari Si Pencipta (dhatr) ia melihat keagungan jiwa Tinggi 
       (Atman)                                                                                               (Katha II, 1. 6)

(iii) "Ia yang dilahirkan sejak dahulu karena tapa (tapas),
         Dilahirkan sejak dahulu dari air yang memasuki tempat
         rahasia (dari hati), yang seharusnya terlihat dari makhluk ini,
         sesungguhnya adalah Itu"                                                                (Katha II, I. 6)

(iv) "Ia (prakrti) yang timbul dengan kehidupan (prana),
        Aditi (ketakterhinggaan), pencipta ketuhanan. Yang berada
        tempat rahasia (dari hati). Yang seterusnya dilahirkan melalui makhluk-makhluk
       Ini sesungguhnya adalah Itu !"
                                                                                                                   (Katha II, 1. 7)

(v)  "Dari Beliau muncullah ketujuh napas kehidupan (prana)
        Ketujuh nyala, bahan bakkarnya, ketujuh persembahan,
        Ketujuh dunia ini, dimana bergerak
        Ketujuh napas kehidupan yang bersemayam ditempat Rahasia
        (hati) yang ditempatkan tujuh dan tujuh,"
                                                                                                                    (Mudaka II, 1. 8)

(vi)  "Luas bagaikan surga berbentuk tak terpikirkan,
         Dan lebih kecil dari yang kecil, Ia bersinar terus,
         Ia lebih jauh dari yang jauh, tetapi amat dekat,
         Ditempatkan ditempat rahasia (dari hati) bahkan disini
         diantara mereka yang melihat"
                                                                                                                   (Mudaka III. 1. 7)

(Vii) "Karena demikianlah disabdakan : "Udgita yang disebut
         OM, pemimpin, cemerlang, tanpa tidur, Tanpa usia, tanpa maut,
         berkaki tiga, bersuku-kata-tiga, juga dikenal sebagai 
         Panca-tunggal, yang tersembunyi ditempat rahasia (hati)"
                                                                                                                      (Maitri VI. 4)

    Tempat rahasia hati, yang begitu sering disinggung dalam naskah naskah ini, adalah guha atau ruang paling dalam, dimana Tuhan dan jiwa yang lebih renda berada bersama (dalam bahasa Upanisad keduanya dikenal sebagai Atman tanpa membedakan_Nya). Inilah tempat yang disebut Hrdaya, yang amat berlainan dari jantung biologis yaitu setasiun pompa darah nadi dan pembuluh darah. Di tempat rahasia inilah seorang Yogin akan mencari Tuhan dan Anugerahnya. Ilmu Yoga merupakan suatu jalan yang mengantar orang yang menempuhnya keruang paling dlam itu, Antarguha, dan berkenaan dengan itu disabdakan dalam Upanisad :

   "Bilamana ke-lima (indera)-pengetahuan, bersama dengan budi (manas)
    Dan Intelek Buddhi berhenti bergerak-
    Itulah kata mereka, jalan tertinggi
    Ini mereka pandang sebagai Yoga-
    Pegangan Indera dengan Kuat,
    Lalu seorang menjadi tak tergoncang,
    Yoga, sesungguhnya asal dan akhir."
                                                                                                            (Katha VI. 6. 10-11)

    Didalam ruang yang paling dalam ini , Jiwa yang lebih rendah mendapat visi Tuhan : lalu jiwa menjadi bebas dari segala noda dan akhirnya dilepaskan dari ikatan-ikatan.
Demikianlah Svetasvatara Upanisad mengatakan :
    " Sebagai sebuah cermin yang Berdebu,
       Bersinar cemerlang kita dibersihkan,
       Demikianlah penghuni badan, dalam melihat sifat jiwa
       Agung, menjadi tunggal, tujuan tercapai, dari penderitaan dibebaskan,
      Bilamana dengan sifat diri sejati sebagai pelita,
      Seorang yang beryoga disini melihat sifat Brahman, tidak
      dilahirkan, bebas dari tiap sifat-
      Dengan mengenal Tuhan bebaslah seorang dari segala ikatan."
                                                                                                        (Sveta. II. 14. 15)


selanjunya  disini
       
                                                            


    
       

© Copyright ©
Post a Comment

Post a Comment

mohon dukungannya