Yf1rfC4r39u8F2WJkQXT40G2S2Dzpm1YHbdZ5zyD
Bookmark

Buah pikiran aneh-aneh part2

                                         
                                        


                                          Kebenaranpun mestinya manusiawi

     Masalah kebenaran didunia sering dijadikan perdebatan sengit terutama saat satu kebenaran yang dianut bergesek dengan kebenaran yang dianut yang lain, saat situasi seperti ini terjadi biasanya menyulut sebuah percekcokkan tiada berakhir, perbedaan pendapat sungguh sebuah awal yang buruk saat itu selalu berseberangan begitulah kesaksian saya didunia dan yang satu memaksakan kebenarannya harus berlaku dan yang lain juga demikian dan itu telah menjadi rahasia umum bahwa ditubuh agama, ditubuh masyarakat sekarang demikian kentalnya hal seperti ini seolah tiada jalan keluar.

   Keyakinan saya tentang kemanusiaan jika ada kerendahan hati saling berbagi, saling mengasihi, saling mengerti satu sama lain tentulah jalan keluar akan ada dihadapan kita. Perbedaan adalah indah saat perbedaan saling melengkapi satu sama lain, perbedaan adalah kehancuran saat perbedaan saling tuding dan menyalahkan. Perbedaan akan bisa menjadi anugerah sesungguhnya bukan pada apa yang kita yakini tapi pada apa yang kita berikan, ciri kebenaran adalah keterbukaan akan pertanyaan dan klimaknya kebersediaan mengajarkan pada saat yang tiada mungkin dijelaskan dengan kata-kata.


      Saya mengutip pertanyaan Drupadi pada krisna di bagian mahabrata :
Drupadi bertanya tentang apa tujuan dia dilahirkan dan apa yang hendak beliau capai. Dan Sang mahawatar menjawab: itu pertanyaan yang tidak perlu ada dalam pikiran seseorang, saat ada pikiran demikian itulah pertanda dia masih kebingungan
Dan jiwa yang masih kebingungan tiada akan pernah damai. Wahai drupadi yang perlu kamu jawab dalam kehidupanmu adalah siapa dirimu ? bukan apa tujuanmu ?.

     Kemudian Sang Dewi bengong sejenak dan kembali bertanya pada Sang Mahavatar Krisna, wahai yadava anda seorang mahawatar sudi kiranya memberi tahu bagaimana cara saya supaya tahu siapa diri saya.  Sang Mahavatar tersenyum sembari menjawab dengan ringan, untuk seseorang yang ingin tahu dirinya dia haruslah jiwa yang suka berjuang keras untuk mencapai kebenaran, tidak ada yang bisa dicapai dengan tanpa perjuangan keras ini, sesungguhnya orang-orang itu adalah perwujudan dari yang Esa itu sendiri tetapi mereka belum mau menyadari dan berjuang Keras untuk mengetahui siapa diri mereka.

     Sang devi Drupadi mengangguk-angguk dan kembali bertanya, wahai yadava anda seorang paripurnam memahami segala sesuatu kebenaran, dalam memperjuangkannya tentu ada yang harus saya lakukan bagimanakah langkah-langkah itu, tersenyum simpul Sang yadava ( Krisna) menjawab : ada devi langkah langkah dasar dari jiwa-jiwa mau mencapai kebenaran itu mereka tiada bisa lari dari keharusan ini, karena jiwa yang menapakkan kaki di dasar yang benarlah mereka akan menjadi manusiawi saat ada yang meragukannya, dasar- dasar kebenaran itu

1. Pengetahuan
2. Cinta kasih
3. Keadilan
4. Pengabdian
5. Kesabaran

    Dalam pengetahuan ada yang bisa diajarkan, dilatih, dialami dan diyakini, dalam cinta kasih ada tujuan dari sebuah pelajaran, dalam keadilan ada sebuah tindakan nyata dan realisasi, dalam pengabdian ada kekuatan untuk melakukannya walupun dalam godaan apapun, dan dalam kesabaran akan ada perubahan yang akan dimengerti segala kalangan,

   Cerita ini memberi peringatan pada dasar-dasar kebenaran tinggi, dan yang saya maksud manusiawi disini :
1. Ajarilah orang lain dulu baru menyuruh percaya jika memang itu bisa diajarkan.
2. Kasihilah orang lain, hindari membebani mereka baik secara langsung ataupun tidak 
    langsung
3. Dalam keadilan, mohon tidak marah ketika pendapat kita ditolak karena bertanya adalah      hak setiap yang lahir di dunia, ataupun ketika itu tidak bisa dinyatakan dengan kata          4. silahkan ajari orang lain yang membuatmu demikian.
    Perlihatkan dulu pengabdian pada dunia dan kebenaran sejati itu sebagai yang mesti            kami ikuti.
    Saat kesabaran tiada ada pada anda jangan salahkan kami sulit percaya.

 Ketika sebuah pertanyaan tiada yang siap menjawab dan hanya dijawab karena kebencian  seperti itulah sumber dari segala kekacauan

Mengacu demikian :
Tanpa pengetahuan tiada lahir cinta kasih, tanpa cinta kasih keadilan itupun sirna, tanpa keadilan pengabdianpun mandul, tanpa pengabdian kesabaran itupun hancur.
Dan ciri mereka yang benar adalah mereka pejuang keras dan bukan pemalas sesungguhnya. Dan mereka siap ditanyai dan mengajarkan.



Semoga jadi renungan dan salam damai





© Copyright ©
Post a Comment

Post a Comment

mohon dukungannya