Yoga adalah penghubungan, pengaitan atau persatuan jiwa individual dengan Beliau Yang Maha Esa, Mutlak dan Tak terhingga. Jadi gagasan tentang yoga bertolak dari adanya banyak satuan-satuan
individual yang sadar dan biasanya terkenal sebagai "Diri rendah","Diri sejati" atau "Jiwa" yang umumnya berhasrat untuk di hubungkan dengan Tuhan Yang Maha Esa dan tak terhingga. Perpisahan
Diri Sejati bersifat sementara dan disebabkan oleh ketidaktahuan atau Awidya, disebabkan oleh ikatan-ikatan prakrti jadi kita bertolak dari tiga "keabadian"; Tuhan atau Iswara (Purusa), Jiwa, Prakrti (Materi Asli).
Jiwa individu itu tidaklah terpisah dalam ruang dan waktu dari purusa yang Mutlak yang juga terkenal sebagai Purusa-visesa (Tuhan Yang Maha Esa, Iswara yang disebut dengan berbagai nama lain : Atman, Paramatman. Prajapati, Brahman, dan lain-lain), karena beliau ada dimana-mana dan selama-lamanya. Tak dapat dipikirkan waktu pada mana Beliau tidak berada atau tidak akan berada dengan kita, sabda Sruti berbunyi :
"Beliau berada, dan telah berada, begitu dekat padamu sehingga engkau tidak pernah ditinggalkan;"
"Kau berada dan telah berada begitu dekat dengan beliau dan masih juga kau tidak melihat beliau,"
"Mengapa engkau tidak melihat kemuliaan Tuhan yang tidak pernah lenyap atau Musnah"
(Atharva X.8.32)
Jadi penghubungan yang harus diadakan diantara jiwa dan Tuhan bukan didalam rangka waktu dan ruang (jadi bukanlah suatu ikatan Fisika-kimia), penghubungan ini harus terwujud dalam keadaan rohani transenden. Ketidaktahuan atau "awidya" merupakan jurang diantara keduanya pada saat jurang itu lenyap, maka terwujudlah penghubungan kesadaran rohani. Sistim Yoga adalah suatu metode untuk menjembatani jurang diantara Diri-Agung dan Diri_Rendah.
Kita, satuan-satuan individual atau jiwa (juga terkenal sebagai "jiwatman") bukanlah sekali-kali berbentuk kecil dalam arti satuan, kecil aljabar atau fisika-kimia, begitu pula Tuhan kita yang tak terhingga berbeda dari segala pengertian tentang ketakterhinggaan dalam Ilmu pasti, jadi dua atau beberapa jiwa kecil tak dapat bergabung menjadi kepribadian Makro (seperti misalnya atom bergabung menjadi satuan kebendaan Makro), begitu pula Tuhan Yang Tak Terhingga tidak terbagi menjadi Bagian-bagian. Ketakterhinggaan Tuhan adalah "aditi" atau "Akhanda" dan begitulah sifat kita sebagai jiwa-jiwa kecil yang tak terbagikan, Tak terjumblahkan, Tak terkalikan. Beliau dalam ketakterhinggaan Beliau dan Kita yang Tak terhingga kecilnya keduanya merupakan katagori yang zerovalen (wujudnya tak ternilai secara Rasionil). Jadi jiwa-jiwa tak dapat berkombinasi satu sama lain dan juga tidak bergabung dengan Tuhan Yang Mutlak dalam dimensi ruang dan waktu, begitu pula dengan Tuhan Yang Terhingga tak mungkin terbagi dalam satuan Ruang waktu yang lebih kecil.
Jadi sistim Yoga bukan merupakan suatu "pernyataan" atau penghubungan dengan Tuhan dalam ruang-waktu geometris atau fisika-Kimia. Dalam bidang kesadaran rohani kita merasa berdekatan dengan Tuhan Kita, Bilamana kita dapat mencapai tujuan yang menjadi cita-cita Yoga. Dengan sendirinya bukanlah Tuhan yang terpisah dari diri kita, melainkan kitalah yang terpisah dari diri Beliau, Jadi keterpisahan ini bersifat "Uni-Direksional", yakni hanya mengenal satu jurusan; Kitalah yang melupakan Beliau, bukan Beliau yang melupakan Kita. Yoga dilatih lama sekali dan mungkin memerlukan penjelmaan (penitisan) kembali berkali-kali , Kita berdiri jauh dari Beliau sejak lama dan mendekati beliau adalah tidak mudah, setelah hanyut begitu lama dari Beliau "Divergensi", Kita dari Beliau harus diganti dengan "konvergensi", dengan perkataan lain kita harus bergerak "menuju " Beliau. Yoga menyediakan kita suatu proses untuk mencapai "konvergensi" itu. untuk itu diperlukan latihan keras dan kewaspadaan senantiasa di pihak kita.
"Bangkitlah kau, bangunlah kau !"
"Terimalah anugerahmu dan pahamilah"
"Sebuah mata pisau cukur yang sukar dilampaui"
"Sebuah jalan yang sukarlah ini,-para penyair mengatakan"
(katha I.3.14)
Tidak ada dispensasi untuk memperpendek jalan; Itu memerlukan suatu kehidupan berdisiplin keras, tentu saja anda dapat menipu orang lain , tetapi anda tidak dapat menipu diri sendiri apaagi Tuhan. Banyak diantara kita seperti juga dalam ilmu pengetahuan dan bidang pelajaran lain, dapat segera menangkap, sementara banyak yang lainnya agak lambat dan dungu, ada orang yang seolah-olah dilahirkan sebagai "Yogin" dan sebagai "Siddha" sementara orang lain memerlukan banyak waktu hanya untuk mempelajari huruf awal dari Yoga. Untuk mencapai "siddhi " diperlukan beberapa penjelmaan (Penitisan) kembali.
Jenis Penyatuan, yang dimaksud dalam Ilmu Yoga sukar untuk diwujudkan, tetapi hal itu janganlah sampai mengecewakan kita. Tiap usaha biarpun kecil dengan hasil yang kecil ada manfaatnya. Untuk mencapai Beliau, anda harus mendekati beliau dengan cinta dan bakti. Beliau akan membantu anda dalam tiap langkah anda menuju Beliau. Kita semua disayangi oleh Beliau. Dengan tepatnya kita diajarkan oleh Upanisad :
"Diri tertinggi ini tidak dapat dicapai dengan perintah saja"
"Juga tidak melalui intelek atau dengan banyak belajar"
"Beliau hanya tercapai oleh mereka yang beliau pilih"
"Kepada orang demikian, Beliau mewahyukan diri sendiri"
Dan apakah yang terjadi suatu penggabungan, seperti yang di maksudkan dalam sistim Yoga telah terwujud ? Di sinipun Upanisad membantu Kita :
"Seperti sungai mengalir kedalam samudra"
"Lenyap, meninggalkan nama dan bentuk"
"Begitulah Ia yang Mengetahui, bebas dari nama dan bentuk"
"Memasuki pribadi suci, lebih tinggi dari pada yang Tinggi"
( Mudaka III.ii.8)
Mereka yang mencapai tahap tertinggi dalam latihan Yoga dengan itu menjadi penguasa diri-sendiri sepenuhnya, Ia mencapai bentuknya yang Murni, tak ternoda dan tak tercemar oleh modifikasi-modifikasi prakrti; Ia seperti peserta menikmati Kebahagiaan Utama Tuhan dan tak ada apapun lagi yang dikehendaki olehnya selanjutnya. Setelah berdekatan dengan Beliau seorang Yogin memasuki keadaan yang dengan tempatnya dilukiskan dalam Mudaka Upanisad sebagai berikut :
" Simpul Jantung dilonggarkan "
" Semua keragu-raguan terputus"
" Dan perbuatan orang (bersamaan dengan hasil dan hasrat yang bergandengan) akan berhenti"
" Bilamana Beliau kelihatan, baik yang lebih tinggi, maupun yang lebih rendah"
(Mudaka II.ii.8)
Latihan Yoga tak pernah terlambat untuk di mulai. seorang Yogin tidak memusingkan kepalanya dengan keberhasilan yang telah tercapai, olehnya. hasil sepenuhnya mungkin tercapai dalam kehidupan ini atau dalam siklus kehidupan (penitisan kembali), maka dari itu, apakah Ia orang muda atau tua, wanita atau pria, Ia selalu dapat mulai, Kemajuan dalam perjalanan mungkin perlahan
, mungkin cepat tetapi hal ini tidak membingungkan seorang Yogin. Kita semua punya kelemahan dan keterbatasan kita yang khas, dan karena itu, marilah kita mulai dengan sungguh-sungguh. Tuhan akan selalu bersama kita untuk merestui dan membantu Kita.
Apakah anda seorang anak berusia enam atau delapan tahun atau seorang berumur tujuh puluhan, apakah badan anda cacat atau tegap, apakah anda terpelajar atau buta huruf, apakah anda pendosa atau seorang yang mudah rusak sampai sekarang atau rusak, apakah anda pemuda atau pemudi atau orang dewasa dari kelamin manapun, anda dipersilahkan dengan perasaan cinta dan dengan kesungguhan hati untuk menempuh jalan Yoga.
Dalam Yoga bukanlah suatu latihan keahlian, melainkan suatu pengakuan dan pengabdian. Yoga adalah suatu dorongan bathin untuk pengembangan diri. dengan sendirinya anda terkadang akan dipermalukan oleh penilaian anda, karena kebanyakan diantara kita mempunyai anggapan yang berlebihan tentang kemampuan kita sendiri. Sedangkan kita mungkin tidak mengalah dar godaan hasrat dan hawa-nafsu besar, mungkin kita akan tersesat oleh soal-soal remeh dan kemudian, setelah sadar kembali, kita dengan terkejut mengalami betapa lemah kelakuan kita tadi dan segala kesombongan kita mengenal kepribadian kita yang kita kira dan tonjolkan, lenyap, alam selalu menggunakan ujian demikian pada para Yogin. Tetapi kegagalan demikian janganlah menyesatkan diri kita dari jalan, karena semua itu perlu untuk perkembangan kita. Nilai terletak pada perjuangan , bukan pada hasil. Yoga membantu kita membuka pintu dunia disana, dunia Tuhan Kita. Chandogya upanisad telah mengungkapkannya denga indah :
"Bukalah pintu keduniaMU"
"Dan biarkan kami melihat Engkau"
"Guna memperoleh"
"Kedaulatan"
"Bukalah pintu keduniaMu"
"Dan biarkanlah kami melihat Engkau"
"Guna memperoleh"
"Kedaulatan luas"
"BUkalah pintu keduniaMU"
"Dan biarkanlah kami melihat Engkau"
"Guna memperoleh"
"Kedaulatan unggul"
"Bukalah pintu ke duniaMU"
"Dan biarkanlah kami melihat Engkau"
"Guna memperoleh"
"Kedaulatan penuh"
(Chandogya II, xxi,4,8,12,13)
Pintu menuju kedaulatan Tuhan harus dibuka.
Sistim Yoga mengusulkan suatu jalan kearah itu dengan segala kerendahan hati
salam mahasuci Shri
Post a Comment